CERITA dan PUISI

Rabu, 28 Juli 2010

Masihkah Ada Harapan

OKTOBER, JANUARI TANGGAL 11 - 2008

Cerita ini aku buat untuk dirimu, sebagai kenangan kebersaman kita yang kita jalani berapa tahun lamanya disaat engkau bersama ku. Tidak ada hal yang menarik saat kebersaman yang kita jalani berdua namun, semua itu bisa merubah diriku menjadi seseorang laki-laki yang mengerti akan namanya cinta dan mungkin juga paham akan perih dan sakitnya rasa kehilangan orang yang kita sayangi. Sesaat aku terpojok dengan kegundahan yang melanda diriku,…. Namun aku mencoba tuk berdiri dan bangun dari mimpi yang tak nyata dalam hidupku ini yang membuat aku melupakan siapa aku dan diriku ini, mungkin sebatas itulah akan pertemuan kita ini yang telah digariskan Tuhan untuk kita berdua. Namun aku sudah cukup senang karena dirimu telah pernah singah dalam hidupku.

Buat dirimu,.. “Berbahagialah dirimu disana,.. dihati laki-laki yang selama ini engkau impikan, karena aku yakin dialah yang akan mampu membahagiakan dirimu tapi bukan diriku, karena aku yakin,… kebahagianmu adalah hal yang terindah dalam hidupku meskipun aku tidak bisa memilikimu. Namun aku sudah cukup senang karena engkau telah memberikan waktu dan hidupmu untukku walaupun tak aku ketahui isi hatimu ada apa tidaknya aku dihatimu, sekali lagi terimakasih buat sayangku Tercinta “ Kasi Ati”.

Di saat aku mulai benar-benar untuk mencintaimu, Engkau pergi tanpa menoleh kebelakang dan melihat kesedihan yang ada di wajahku terutama dihatiku. Aku tidak menyesal kenapa aku telah mencintaimu, tetapi kepastian yang aku terima tidak meyakinkan ku kenapa engkau mencoba untuk pergi meninggalkan aku.

Sesuatu yang berarati mungkin suatu saat akan pergi meninggalkan kita berjalan dengan iringan waktu. Namun kenangan yang terindah tentang keindahan dan kesedihan tak akan pernah hilang seiring dengan perjalan hidup yang dilalui, besar kemungkinan semua itu akan sirna dengan hilangnya kepedihan jika seseorang datang dengan membawa sejuta harapan untuk kita meniti hari yang lebih baik.

Biasanya keinginan yang kadang membawa kita dalam hal yang terpuruk jauh lebih baik, karena rasa ingin memiliki merupakan suatu hal yang sanggat penting untuk kita melangkah kedepan dengan lebih baik. Jika semua itu bisa terwujud, semua hal yang biasa membuat kita melupakan sedikit rasa yang pernah menyiksa kita hari ini, esok, bahkan yang akan datang. Tak sedikit pun kita merasakan kesendirian dalam hidup dan penderitaan karna mungkin kita telah mendapatkan sesuatu yang kita capai. Oleh karena itu kita berhak mempertahankan dan memperjuangkan keinginan kita untuk tercapainya tujuan kita agar menjadi dan bisa menjalani kehidupan yang lebih baik dari hari-hari kemarin.

Sekarang 16 Oktober 2008 jam 13:05

Aku kini terpuruk, terjatuh. ”DIA” yang kukenal saat awal pacaran 11 Januari,..... kira–kira 3thn 9 Bulan 5 Hari yang lalu pada saat jam 21:45:26 dia terima cintaku. Dia yang memberiku senyuman, tawa serta kebahagiaan. Kini memberiku ”SAKIT”. ”Mungkinkah ini sebuah karma bagiku”,..............?

Aku tak pernah sekali-kali marah-marah apa lagi melarangnya, untuk berbuat apapun yang menurutku selama itu baik buat dirinya. ”DIA”, dimataku bagiku begitu sempurna, begitu anggun dan mempesona. Aku jatuh cinta dan sangat sayang kepada dia sampai detik ini,... karena aku telah berjanji kepada diriku sendiri terutama ”DIA” untuk jadi yang terakhir, tempat singgahsana ku dimasa depan. Begitupun dirinya ke kepada ku.

Kita pernah memimpikan kenangan indah dimasa depan kita, disaat jauh maupun dekat.

Punya rumah yang sederhana dengan perabotan yang lengkap, terutama mesin cucinya.

”Aku ga’ mau tangannya lecet atau kasar saat mencuci, tetap lembut penuh kasih sayang, aku ingin tangannya itu hanya membelaiku dengan kelembutan kedua tangannya, baik pagi, siang maupun malam, disaat mau tidur, bangun tidur, bahkan disaat-saat detik terakhirku menutup mata,’ Aku ingin dibelainya.”

Kini hanya apalah,,.........

Rumah sederhana satu tingkat, karena permintaan Dia.

”Kak, rumahnya yang satu lantai ja yach, jangan dua lantai, Adek capek bolak-balik naik tangganya. Trus kamar kita dikasih kamar mandi dan WC nya yach. Adek kalu malam sering kebelet, ’ Adek ga mau bangunin kakak ketika kakak tengah tertidur pulas,.. karena Adek suka melihat kakak ketika kakak sedang tidur. Kakak begitu lugu dan lucu,.. Adek Suka,.......”

Kini,....................

Kita juga berencana punya anak dalam waktu 1 atau 2 tahun, setelah kita menikah.

” Adek pengen punya banyak waktu sama Kakak sebelum punya anak, Adek pengen terus setiap saat dimanjain kakak, bukan 1 atau 2 tahun loh kak,.... tapi buat selama lamanya yach,.. Yach kak Yach,...................”

”T’rus anaknya jangan banyak-banyak cukup dua (2), Adek takut ngelahirin,.... O yach, kak temenin Adek kan saat adin melahirkan,...? Adek ga’ mau kakak jauh-jauh, Adek Takut.” ”Kalu banyak anak juga repot kak, capek ngurusinya, apa lagi ampe bandel-bandel semua. Tetapi kakak ikut juga kan kasih perhatian ke anak-anak kita nanti,....? Adek pengen anak-anak kita nanti tumbuh baik, berbakti pada agama, orang tua, dan selalu bermurah hati, seperti Adek ini loh kak,...................”

Kini,...................!!!!!!!!

Adek masih ingat ga’ semua impian kita itu. Impian yang mau kita raih

”Aku Firman terlalu sayang, cinta kepadamu, sehingga akupun lupa siapa aku. Aku tidak tahu dimana posisiku saat ini,................”

Orang yang sangat kusayangi, ku cintai,..... Kini pergi membawa impian dan kenangan yang pernah kita rajut dan menyulamnya dengan ”Orang Lain”. Sebenarnya aku tidak rela, tapi ku mencoba untuk ikhlas. Karena aku kan merasa bahagia jika orang yang kucintai itu bahagia, walupun bukan dengan ku tapi dengan yang lain,......... Aku mau dia bahagia.

Tapi bagai mana suatu saat jika ”Dia” di sakiti, apakah aku akan terima,............. Karena kerelaanku telah ikhlas untuk melepaskan Dirinya untuk disakiti orang lain yang berjanji memberi dirinya kebahagian,...... Apakah aku akan rela dan ikhlas. Maaf kan kakak,........... Dek.!!!!

Kamis, 18 September 2008, jam 20:15 menit. Awal kejadian bermula,..... sebuah SMS masuk ke Hpku dari No mu. Sebuah sms sindiran serta apa tapi, tetap diriku angap positif.

”Sebenarnya aku ga’ mau balas sms ini, tapi yah terpaksa,..... Hp KASI aku yang lagi bawa, ada keperluan,.... Kamu cowoknya..., aku temannya.....”.

Sms itu ku teliti kata-katanya,.... huruf-perhuruf, ku diam ku ga tahu harus balas apa keteman yang membawa Hpnya. Sampai keesokan harinya tangal 19 September 2008 setelah Ba’di Ashar ku telpon Pacarku (Kasi Ati).

” Adek,...... maaf, Kakak mau tanya,.. Adek kemarin kemana,.....?”

Dengan sesesopan mungkin. Dia pun menjawab dengan tenang dan nada suara yang datar

”O,... Kenapa,....?”

Aku pun balas lagi omonganya,

”ga’,..... Cuma tanya ja,.... Soalnya berapa kali kakak Sms seharian dan telpon ga’ dibalas dan diangkat........ ”

Jawaban santai yang kuterima

”Kemarin Hp di pinjem tetangga sebelah, dia ga punya Hp, terus dia mau ngubungi keluarganya,.... Emang kenapa,.... Apa dia ada sms atau telpon Kakak,..!!!!! ” ku jawab dengan biasa, dengan bahasa yang sederhana namun sedikit berbohong, karena ku yakin Pacarku ini punya niat baik dan aku tetap berfikiran Positif tentangnya ( Kasi ).

”Ga’ kok,.......”.

Hari-hari berjalan dengan cepat, jam berputar tanpa henti-hentinya, dengan menit-menit yang mengikutinya dari belakang,.... begitulah waktu berputar tanpa hentinya,....

Sebelum Sms itu pun hadir, aku sudah sedikit bimbang dengan dirinya,..... Karena diakhir pekan setelah kepulangannya dari Jogja Sekitar Bulan Februari Dengan Bulan Maret 2008, Sebulan sepulangnya dari Jogja tak pernah kudapatkan sms ucapan selamat hari jadian yang sering kami rayakan walaupun Cuma lewat sms setiap tanggal 11. Setiap ku tanyakan dia selalu menjawab,.....

”Buat apa sich Kak dibilangin,...... Toh ga’ bakalan merubah semuanya,.. yang jelas kita selalu ingat dihati ini. Itu udah cukup”

Hari berganti hari aku mulai terbiasa dengan sikapnya,.... toh aku yakin dia tetap sayang dan cinta sama diriku sampai detik ini ku berfikir saat itu. Namun smsan atau teleponan kami mulai jarang,..... setiap ku sms,... dia pasti membalasnya sudah waktu malam, atau pun dia bilang dari tempat saudaranya, jadi hpnya ga di bawa, jadi sekarang baru bisa balasnya. Itu jawaban dari smsnya. Aku tak tahu aku binggung mau berbicara apa,...! setiap telepon pun dia berbicara,...

”ga da lagi yach sekarang bahan omongan udah basi semua,.... ini, itu yang sering kita bahas bosen juga lama-lama... dah aja Kak telponnya, Adek dah Ngantuk,...!!! besok banyak pekerjaan yang harus Adek kerjakan Adek musti bangun pagi,.... jadi dah dulu yach Kak,... M U”

Aku ga’ tahu mesti apa yang akan kulakukan dengan Dirinya,.... Aku tidak bisa marah dengan dirinya, aku begitu cinta dan sayang kepadanya,... aku ga mau nanti dengan omonganku aku akan melukai perasannya, itu akan membuat dirinya jauh dengan diriku. Aku yakin dengan cinta ku yang tulus ini bisa membawaku untuk mendampinginya dan memberi kebagian kepadanya kelak,.............

Aku akan selalu sabar untukmu Sayang…………..

Rabu 1 oktober 2008, Hari ini Aku merayakan hari raya Idul Fitri yang kedua kalinya di kota Yogyakarta ini,..... Ini semua ku lakukan demi Orang tuaku Terlebih lagi demi dia,.. Aku Pengen cepat-cepat menyelesaikan kuliah, aku ga’ mau dia menunggu ku terlalu lama,..... aku ga’ mau dia terlau tersiksa dengan jauhnya jarak penghalang hubungan kami,... yang selalu menahan kerinduan, yang selalu mengharapkan perjumpaan yang tak kunjung datang-datang. Aku rindu belainya, aku rindu kasih sayangnya, aku rindu dipeluknya, aku rindu tatap matanya, aku rindu keluhanya,...... aku ,...... aku terluka disini jauh dari dirinya,.... ”ADEK, AKU BUTUH KAMU SAAT INI”. Itu lah kata-kata yang sering ku ucapkan dihati ku ini, aku begitu tersiksa saat rindu ini begitu melanda, aku tidak bisa berbuat apa-apa.

Dihari raya ini ku harapkan hiburan-hiburan dari dirinya,.... untuk mengobati rindu dihati ini namun kata-kata itu tak kunjung datang,... tetapi yang kudapatkan hanyalah sebuah ucapan

”4Jjuakbar 4Jjuakbar WaLiLlaIlham.................. Hari Raya Telah Tiba Minal aIdHiN Wal FaidZin, Mohon maaf lahir dan batin y.......................”

Aku ga’ tahu mesti balas apa lagi,.... Selelah ku sms lagi tidak dibalasnya, ku telponpun tidak bisa,... maklum pada Hari Raya ini Jaringan Seluruh Operator Telepon sibuk. Aku memaklumi akan hal itu. Keesokkan harinya ku telpon dan ku sms, tapi tak satupun dibalas,...... sampai malam Hari Raya pertama Sekitar Jam 21:45,.. suara dari hpku berbunyi,........ dari sekian banyak orang yang kuharapkan itu adalah suara telpon atau sms dari Kasi tercinta. Perkiran ku benar,... KASI sms,...

”Maaf Kak ru bales,... uh capeknya, Adek Habis muter-muter dari rumah tetangga buat lebaran. ni saja baru pulang, uh capeknya.... Kakak gi apa,......?”

Dia tanya aku sekarang lagi apa,..... ku jawab aja dengan singkat ,.....

”Kakak lagi tunggu balasan sms dan telpon dari Adek............”

”Maaf yach sayang,.. baru balas soalnya tahu sendiri lah kalu hari raya tu. ga’ nak kan kalu kita ga berkunjung ke tempat tetangga”

itu balasan smsnya,.... sebelum sempat balas smsnya satu sms masuk,....

”Kak maaf,... dah duluan jach yach smsnya yach, Adek dah capek Adek mo istirahat dlu yach,... M U,....”

Begitu lah sms yang berikutnya masuk berbunyi,.... aku pun segera membalasnya

” Ya dah selamat tidur aja buat Adek,... jangan lupa doa dulu sebelum tidur yach,.... dah yach,... love you, M U 2”

Hari Raya Pertama dan Kedua pun lewat begitu saja,... tanpa ada kesan yang istimewa dan berarti.

Jum’at 3 Oktober 2008 jam 20:15 kurang lebih, sebuah nomor telepon masuk tanpa terdaftar di phone book ku yang tidak ada namanya. Ku angkat, dan kusapa sesesopan mungkin, tak lupa ku ucapkan salam,.......

”Assallamuallaikum,......”

Tanpa dia jawab salam ku dia langsung berbicara

”Kamu Nda yach,...”

Aku bingung jawabnya,.... dia mangilku ”KAKA” aku mau jawab apa,..... Itu kan pangilanku dengan Kasi Ati,.... kok sekarang ada orang yang tanpa terdaftar namanya di hpku sekarang memangilku ”Kakak” selain Kasi,.... ku coba diam sejenak,... dia langsung Nanya lagi,........ untuk yang kedua kali,.....

”Kamu kaka yach,...”

”Bukan....”

Itu jawabanku, karena aku merasa Kasi lah yang berhak memangilku dengan sebutan Kakak bukan orang lain terlebih lagi seorang laki-laki,.... Nama itu adalah nama sayang yang diberikan Kasi sebagai teman sepesial yang sudah menjalani kehidupan bersamanya selama ini,.... ADEK dan KAKAK,.. namun, kami singkat nama itu Menjadi,.... Dek,... itu nama buat dia, dia suka dipangil dengan Nama Adek, karena katanya Adek itu adalah ”Adek yang terdekat di hati”. KAK adalah nama yang dikhususkan buat aku,... dari dia seorang,.... jadi dia yang berhak memangil dengan sebutan KAK, bukan orang lain terlebih lagi laki-laki. Namun disaat aku berfikir, mungkin ini saudaranya yang menelpon aku, dia mau kasih kabar tentang keadaan KASI,.... Aku menjadi takut,….. aku menjadi Khawatir,.... Aku takut terjadi kenapa-kenapa dengan Kasi,... Disaat aku melamun itu,... laki-laki itu berkata lewat Via telpon,....

”Kamu kakak yach,... Kamu tau ga’ dengan No telpon ini 08572957**67”

”Itu no Kasi kan,........? Kenapa dengan Kasi” jawabku,.....

” Iya,..... Kamu cowoknya ya,...” Dia berkata begitu.

”Iya saya cowoknya,.... Kenapa dengan Kasi,..... Ada apa dengan dia......”

Itu kata-kataku pada saat itu,... Aku memang cowoknya,... aku memang pacarnya,.... Untuk saat ini! Aku bingung, takut, sekaligus Khawatir,.... Bukan bingung, takut, sekaligus Khawatir sama laki-laki yang menelpon aku,... mungkin bagiku saat itu berfikir, kalu memang ini benar keluarganya Kasi,... Udah tiba lah waktu mereka untuk tahu siapa aku,.. aku sudah siap, kemungkinan apapun yang akan terjadi padaku akan aku terima. Karena selama ini, hubungan ini,..... hubungan kami ini tak satu pun keluarganya tahu dari awal kami jalani pacaran selama 3 tahun 9 bulan ini,... Keluarga Kasi mengerti Kasi telah mempunyai kekasih,... itu mereka tahu dari seringnya Kasi angkat telepon dan sms dari seorang cowok yakni aku ini ”FIRMAN” itu yang ku dengar sendiri juga dari mulut Kasi.

”ya iya lah Kak pasti keluarga Adek dah tahu Adek ni dah punya cowok,.... mereka soalnya sering liat Adek angkat telpon atau sms,.... Jadi yach pasti mereka tahu lah KAK,......”

Kata-kata itu di ucapkan semasa kami masih saling sangat mengerti siapa diri kami,... masa-masa yang penuh kenangan yang terindah.

Keluarga Kasi memang tahu Kasi sudah punya pacar,... tapi dalam wujud apa mereka tidak tahu,.. dalam sosok apa mereka tidak tahu,.. siapa pacarnya Kasi ini. Aku tidak pernah diizinkan oleh Kasi untuk kenal sama keluarganya,... ”Belum tepat waktunya” selalu begitu kata-katanya setiap aku mau kerumahnya,... bahkan kalupun aku hanya diangap sebagai teman saat dirumanya,... dia tetap tidak mau. Dia tidak mau mengecewakan dan menyakiti hati salah satu m’baknya,..... M’baknya ini belum menikah apa lagi punya pacar,.. dia ga mau menyingung perasaan m’bak nya dengan kedatang aku kerumahnya,.. itu lah katanya. Aku selalu menuruti kemauan dia selama ini, padahal aku telah datang KeLampung sebanyak 2x,...... belum pernah sedikitpun aku berkesempatan ataupun dia mau mengajakku untuk main kerumahnya. Untuk menanggapi masalah yang di telepon itu aku lebih Khwatir, aku takut Kasi terjadi apa-apa Aku takut Kasi kenapa-kenapa,.... Untuk menangapi orang yang di telpon itu,.. terakhir ku berkata padanya,............

”Ma...aaaf,... Mas ini siapanya Kasi dan namanya siapa,.........?”

Klek,. tut, tutut,........... telpon ditutup,.. Belum sempat ku mengetahui nama dan siapa orang yang telah menelponku itu,... ataupun sedikit kabar mengenai Kasi dari laki-laki yang telah menetelponku itu, telepon pun langsung ditutupnya.

Aku terduduk,.. aku termenung sendiri dikamarku,... seakan-akan kosong seluruh ruangan. Aku bertanya dalam hati

”Siapa yang barusan menelpon aku,.....”

Hari pun telah berganti,...

Tanggal 5 Oktober 2008 jam 21:22. Untuk kedua kalinya telpon masuk ke Ponselku,... tapi kali ini,... Privat Number,.... aku angkat tak lupa pula aku ucapkan salam kepadanya...... namun tak ada jawaban sama sekali dari dirinya,.... karakter dan gaya bicara laki-laki yang di telpon ini sama dengan yang menelponku tempo hari,...

”Assallamuallaikum,......” Salam ku pertama pada saat menerima telpon. Tetapi tidak ada jawaban dari salam ku,.. malah langsung menanyakan siapa aku,..........?

”Kamu KAKAK yach,...”

”iya,.....” itu jawabku. Trus dia menanyakan

”Kamu cowoknya Kasi Yach,.....” langsung ku jawab,...

”iya,..... Kenapa mas,.... masnya ini siapa yach,.....”

Klek,. tut, tutut,........... telpon ditutup untuk kedua kalinya,.......... tanpa tahu siapa dia dan keperluannya apa,.....

Aku masih tetap belum menanyakan kepada pacarku Kasi,... tentang orang yang menelponku,.... aku masih percaya sama Kasi Ati,...

Hari berikutnya,... Ku terima telpon dari telpon yang tak ada nama, orangnya tetap sama,.......... tapi tak pernah aku tahu siapa gerangan dirinya,........

Aku mulai gelisah aku tidak tahu harus berbuat apa,......!!! Aku juga baru sadar laki-laki ini dapat nomor telponku darimana,.......?

”Engkau kah Dek yang kasih nomor kakak ke dia,.... atau kamu kah yang menyuruh dia menghubungi Kakak,....”

” Adek ku tidak seperti ini,...............” Itulah terfikiran di hati kecilku ini.

Aku terpancing,..... aku termakan dengan siasat telepon berteror itu,..... aku ”CEMBURU”,............. Aku kalah,... aku yang selama ini mencoba untuk bersabar dengan keadaan kami berdua dengan jarak yang memisahkan,... aku kalah,........ kalah dengan telepon yang tak jelas yang menghubungi aku. ”Aku cemburu dek,.................”

Tanggal 7 Oktober 2008 jam 20:00 tepat saat itu.

Aku telpon dia,... Aku telpon Kasi ati,... Tanggal 6 Oktober Pas masuk tanggal 7 Oktober dini hari,... ku coba telpon dia,.. karena ku ingin aku orang yang pertama mengucapkan Ulang tahun kepada dirinya,..... tapi tak diangkat,... Ku coba beberapa kalipun tetap tidak diangkat,... tapi tidak masalah buat aku karena aku sudah berniat tulus kepadanya,... karena, aku ingin di angap ada dihatinya,.. walupun telpon ku tak diangkat,... tapi tetap tak lupa ucapan lewat sms kukirimkan untuk dirinya,.... sebagai tanda bahwa sampai saat ini aku masih ingat ultahmu,.. aku masih ingat hari ulang tahunmu sayang,... Aku pun ingin jangan sampai dihati dan dipikiran aku , aku melupakan hari ultahmu,... aku ingin orang yang pertama yang mengucapkanya,.... itu ku ucapkan dihati kepada Tuhan.............. ”Ya Allah,..... Izin kan Aku selalu Menemani Kasi baik suka maupun duka,... Aku ingin membahagiakan dirinya,... Aku ingin mempersuntingnya,.. untuk ku jadikan dia istriku,... Dan kumohon kepada_MU,... Selalu berikan lah kesehatan kepadanya baik lahiriah maupun batiniah,... aku sayang kepadanya,... aku ingin aku yang pertama mengucapkan ini saat ulang tahunnya. Slamat ulang Tahun sayang.... KAKAK kan selalu setia menemani Adek sampai akhir hayat Kakak,.... Aku Cinta Kamu,....”

7 Oktober malamnya Engkau angkat telponku,...,.... Aku senang,..... Engkau sambut telponku,.............. Sedikit berbincang-bincang denganya,... setelah lama mengobrol aku pun mulai berani menanyakan kepadanya,.. yang selama ini menjanggal dihatiku.

”Dek,... Kakak mau tanya,.. Ga papa kan,....? Kakak pun minta maaf kalau seandainya Adek kesinggung atau nantinya marah,............”

”Mangnya ada apa,....? KAkak mau tanya apa,....? begitu tangapanya,...

” Adek sekarang punya teman dekat yach,....!” tanyaku

”Iya Kak,... kenapa kak,... Adek ga boleh yach punya temen dekat,...” itu jawabnya,.. ketus,...

”Boleh,... ga masalah sih,.... teman dekat Adek cowok atau cewek,....?” aku kembali bertanya.

”Cowok,..” jawabnya,..

”Begitu ya,...” tangapku,.

”Kenapa kak,... Adek ga boleh ya punya teman,... Adek bete kak dirumah,.. Cuma kegiatan sehari-hari mulai bangun pagi jam 05:30,... Adek dah mulai kedapur, habis itu bikin sarapan, kepasar, kedapur lagi buat masak, siangnya bikin apalah buat karyawan bapak, pokoknya ada aja deh kegiatannya. Adek jenuh kak,... Adek butuh refresing,..” sejenak dia terdiam,.... terus melanjutkan omongannya,...

”Cowok itu juga temen pipit kok Kak,... ya dia liat Adek sering dirumah ga pernah kemana-mana,... jadi dia ajak Adek jalan-jalan,... ya,... pas Adek lagi bete tu ya Adek mau,...” dia menarik nafas sesaat,... terus melanjutkan melanjutkan omongannya,..

” Adek cuma beberapa kali aja kok kak jalan ama dia,... Adek ga boleh ya kak”

Terus ku jawab,....

”Boleh kok dek,... Kakak gerti keadaan Adek kok,... tapi jangan sering-sering ya,... Kakak kawatir,... itu aja,...,.. O ya,... mang Adek ga punya temen cewek yang bisa di ajak jalan-jalan,....????” aku balik bertanya kepadanya

”Temen-temen Adek kan dah pada nikah semuanya Kak,.... tinggal Adek sendiri,... Adek ga’ ada teman” begitu jawabnya,...

Sesaat aku terima omongannya,..... teleponan kami malam itu berlalu begitu saja. Tanpa ada solusi yang nyata,.... dan dia pun tidak bertanya darimana aku tahu dia punya teman dekat,....

Dihatiku masih menganjal setelah teleponan sama Kasi,..... berapa hari aku tidak enak badan,...,... ga tahu sakit apa,....

Sms kami pun semangkin memanas kata-katanya,.... awal mulanya yang memulai kami tidak tahu,.... kami saling berkeras dengan omongan kami. Hingga tibalah masalah yang selama ini aku kwatirkan ternyata datang juga. Aku pada saat itu tidak bisa mengontrol emosiku,... aku marah kepada Pacarku,... kepada Kasih Atiku,... karena rasa cemburu yang begitu sangat,...

Tanggal 10 Oktober 2008, jam 19:30an lebih,... Kami marah-marahan yang sangat hebat,... aku marah kepada nya,.... aku melarang dia jalan sama teman dekatnya,... di karenakan dia tidak mau menyebutkan nama temen dekatnya,... di hati ini bertanya,... ”Begitu sepesialnya kah dirinya dibandingkan aku dihatimu Dek,........... sehingga Engkau tidak mau memberitahukan namanya kepadaku,..... Kakak,... Kakak,. Sakit dek,....” pada saat itu,..

Tanggal 11 Oktober, 2008,....

Benar-benar pertengkaran yang tidak dapat dihindarkan,.... aku marah-marah pada Kasi,... sehingga terlepaslah kata-kata yang tak diinginkan keluar dari mulutku,.... yang selama ini kutakutkan dan disalahkan artinya dari pacarku ini,...

”Dek,.. Kakak takut Adek tu nanti jadian sama temen dekat,.... sama seperti mantan Kakak yang namanya R......A.......,.. dia pacaran sama temen dekatnya,... Meninggalkan kakak dan Menikah pula,... tanpa ada kata putus sebelumnya ke, Kakak’,... Dia aku benci,... Kakak ga’ suka dengan sifatnya,... Kakak ga ’ mau Adek seperti itu,.... Kakak sayang dengan Adek,...”

”Udah,...... Kak samain saja aku sama dia sekalian,... aku emang sama kok,.... aku sama buruknya,...” begitu jawaban disela tangisannya,.... teleponpun ditutup,......

Aku terdiam,... tanpa tahu harus berbuat apa-apa,... baru kali ini aku berani memarahinya,..... aku merasa bersalah,... tidak ada sedikitpun dihati ini puas setelah memarahinya,... namun,... perasanan bersalah malah yang menghantui,... terus mencari pelampiasan untuk melepaskan unek-unek dihati ini,...

”Nah,... Ketemu,... Nomor kemarin yang telepon aku,.. kenapa ga’ aku hubungi dia saja,... ingin kumaki dia,...” begitu fikiran ku saat itu,..... tanpa berlama-lama dan membuang waktu, kuhubungi nomor yang menghubungiku yang menyebabkan aku marah-marah pada pacarku,.... akan kumaki-maki dia,...

Tut,...tutut,..... tutut,........!!!! telepon pun diangkat,... pas mau mengeluarkan kata-kata makian dari jauh sana terdengar suara wanita yang menyambutnya,....

”Hallo,... siapa,...?” begitu katanya,...

”Maaf ,.... M’bak kalau saya menganggu,... M’bak,...!” jawabku

”Iya,... ada apa ya,...,... Ada perlu apa mas,...” tanyanya menyelidik

”Begini M’bak,... kemarin-kemarin ada laki-laki yang sering telepon saya,... salah satunya pakai nomor M’bak ini,.... dia sering menanyakan hubungan saya dengan Kasi Ati,.... trus,... waktu saya tanyakan namanya,... dia tidak mau menjawabnya,.. malahan dimatikan ponselnya,.. Mbak tahu kan Kasi Ati,....”

Begitulah Jawabanku sekalian balik menyelidik,... dengan sedikit nada bicara yang melemah,.... Aku tidak mau marah-marah kepada wanita ini yang tidak tahu apa-apa,.. dan aku tidak berhak untuk memarahinya,....

”Iya,... Saya kenal Kasi,.. dia teman saya,... Ini hp saya,... dan disini tidak ada laki-laki,... saya tidak begitu mengerti maksud mas,...” dia menjawab dengan nada yang tegas namun berbohong,.... Aku mengerti,... walupun dia tegas dalam berbicara,... tapi kata-kata yang di ucapkan sedikit terpatah-patah,.. dan gemetar saat dia berbicara diponsel,.... di hatiku sendiri tidak yakin M’bak ini jujur,... kalu tidak ada laki-laki dirumahnya,.. kenapa nomor ponselnya masuk ke handphonku dari nomornya,... dan dia kenal lagi sama kasi,.. teman pula,.... pembohong yang tidak profisional begitu kata hatiku,...

”Begini M’bak,... karena telepon yang sering masuk keHP saya ini,... salah satunya,... ya,.. nomor M’bak ini,... sering menghubungi saya,... dia selalu menanyakan status saya sama Kasi,... Setelah saya balas menanyakan dia itu namanya siapa,..... cowok ini tu’ tidak sopan,... dia langsung menutup teleponnya,... dasar cowok yang ga’ gentel,.. sehingga sekarang ini hubungan saya dan kasih renggang,.... kami marah-marah,... dia berhasil membuat ku cemburu,..... M’bak tahu siapa cowok itu,....”

Tanyaku ,... sekalian menjelaskan,.. bahwa aku ingin tahu siapa orang yang menelponku,... dan dia punya hubungan apa sama Kasi Ati,...

M’baknya diam,... terus menjawab,..

”Benar Mas,... disini tidak ada laki-laki,.... ya,.. nanti saya sampaikan kepada Kasi,... bahwa Mas telepon,...”

Mau menjawab dan nanya apa lagi aku sama M’bak ini,.... Sudah pembohong Tukang ngadu lagi,...

”Tidak usah dikasih tahu sama Kasi,.... tentang telepon saya ini,... malah menambah masalah lagi nantinya,... ya,.. dah dulu ya M’bak,... Maaf sudah menganggu malamnya,....” sapaku untuk penutup kata-kata sebelum menutup telepon.

”Iya,..” Begitu tok’ jawabannya,... Cuma .....IYA....

Di hati ini semangkin jengkel,... mau marah-marah,... Eh,.... malah kena di bohongin,.....

Malam itu aku tidak bisa tidur sama sekali,.... Perasaan bersalah sama Kasi,.... Di bohongin,.... Tidak tahu identitas laki-laki itu,... ah,... pokoknya apes baget,...!!!!

Keesokan harinya aku tidak mencoba untuk menghubungi Kasi,.... Aku ingin dia tenang dulu,....Aku tidak mau dengan aku telepon, dengan kondisi Kasi yang lagi marah-marah saat ini dia akan tambah marah-marah dan jengkel kepadaku bahkan membenciku,.... Aku tidak mau,...

Tanggal 13 Oktober 2008, jam 21:35,..

Aku telepon Kasi,... Dia mengangkat teleponku,.... itupun setelah beratus-ratus kali aku mencoba untuk telepon dan sms dia,... Baru di angkatnya,...

Di telepon ku itu,.. intinya aku meminta maaf kepadanya,.... Aku menyesal,... Aku Khilaf,.... aku sungguh-sungguh,....... tak tahu lah apa yang mau kutulis ini dengan kata-kata seperti apa layaknya aku tidak tahu,....

Dia menangapi omongan ku,... tapi sayang,....

”Maaf kak,... aku sudah menerima dia menjadi pacarku,... Tanggal 11 kemarin malam,... Aku juga dah capek dengan hubungan ini,... Aku sudah jenuh,....”

Tak percaya apa yang terjadi,... tak’ tahu apa yang akan kukatakan kepadanya,.... Aku menangis sambil memegang ponselku,....

Klek,.... telepon ditutup dari saluran Kasi,....

Sambil menangis aku ketawa-ketawa sendiri dikamar,..... Aku seperti orang gila,... Itu bukan diriku,... Aku tidak tahu pada saat itu,......... itu diriku atau bukan,...

Aku tidak tahu,...................... seolah-olah kosong,........ Aku menangis,.... ha,.. haaa,.....

Adek tahu tidak pas waktu kakak tulis cerita ini,.... Saat ini,.... Adek mengerti tidak keadaan kakak,..... Kakak menggetik sambil menangis,.... tidak tahu juga kapan jari-jari ini berhenti menulis cerita sedih yang tak berujung terus,..... Aku ingin akhir yang bagus dek,............

”Jenuh Katamu,... Kakak lebih jenuh disini dek,..... terlebih tidak ada adek bersama kakak,..... malam Minggu,,... teman-teman kostan pada bawa pasangan masing-masing,... kakak mengurung diri didalam kamar,.... mau jalan tidak ada kendaran,.... kakak tidak ada keluarga disini,... kadang-kadang biasanya seharian kakak tidak makan karena uang kiriman terlambat datang,.... Adek pun sebenarnya sudah tahu,.. keadaan Kakak,... Adek pun sudah pernah merasakan saat bersama kakak tahun 2006 lalu,.. Kita makan perkedel yang adek bikin dikosan di Stasiun Kereta Api Tugu Kita makan PERKEDEL itu,... di JOGJA dek,..... ”Adek ingat tidak,....”. saat-saat itu,.... Kakak tu’ jenuh dek’.... tapii,...... dengan smsan,.... telepon,... serta memandang Photo Adek, Kakak sepintas bisa,.. menahan kerinduan ini,... itu karena siapa,.... semuanya kakak bisa bertahan selama ini demi Adek,.... demi Adek,..... demi Adek,... karena Adek,... kalau Adek mau tahu,...”

Jika Adek,... Memang merasa bahagia,.. nyaman dengannya,..... silahkan saja adek ambil jalan itu,..... tinggal kan kakak saat ini,......

Itu terfikirkan saat itu diotak ini,.... Namun,... pada Jam 10:25 kira-kira begitu lah,.. Kakak terima telepon dari seorang laki-laki,... tanpa memperkenalkan nama,... dia langsung marah-marah,...

Mas,.. Kasi sekarang sudah menjadi pacarku,... Aku mau mas,... menjahui dia,... Aku sama kasi,... sudah pacaran selama tiga tahun (3thn),... asal mas tahu,.. kalu kamu sering telepon dia selalu ngomong ke aku,... dan setiap sms yang mas kirim kedia aku yang sering baca,... itu karena dia yang nyuruh,.... aku harap mas,... menjahui dia,.. mulai detik ini,...”

”O,.......... begitu yach mas,...”

Jawab ku singkat tapi dengan kekecwaan yang sangat,..... langsung ku berkata lagi,...

”Baik lah mas,... jika mau kalian berdua seperti itu,...... Aku FIRMAN yang begitu mencintainya sampai detik saat ini,... jika memang kehendak dari Kasi aku meninggalkanya dari kehidupan dia,.... Aku pergi,.... Aku juga ingin dia bahagia walaupun bukan dengan diriku,...... jaga dia baik-baik,.......”

Klek,. Telepon langsung kututup,...

”Dek,.... benar tidak sih,... kamu pacaran sama dia telah tiga tahun lamanya,.... Kenapa Adek bohong selama ini sama Kakak,... dek.......!!! dan kenapa juga telepon dan sms dari kakak, adek kasih tahu kedia,.... Tidak adakah Kakak dihati Adek selama ini,.....!! kenapa adek menipu Kakak,....” aku berucap seperti itu dikamar dengan air mata yang berlinang,...

Aku mencoba untuk tenang,...... Kembali aku mencoba mengingat kenagan-kenagan bersamanya, bersama kasih lewat buku Diaryku,... dari sebelum pertama berjumpa sampai detik ini,... aku tidak yakin dengan omongan laki-laki tadi yang barusan telepon aku,.... harus kutanya lagi ini sama Kasi Ati,.... kebenaran ini,...... aku tidak yakin. Dengan mata yang berlinang air mata aku ambil ponselku,.. aku cari nomor Kasi dari Phone Book,.... langsung kutekan nomornya,.... suara telepon pun berdering disana,... Tidak beberapa lama teleponpun diangkat,.... tanpa basa-basi lagi kutanyakan kedia (Kasi Ati) benarkah apa yang dikatakan laki-laki itu kepada ku,... SEMUANYA,... Dengan suara yang keras,...serta kaget Kasi berkata.

”Tidak benar kak,... Demi ALLAH,... Semuanya tidak benar,..... Adek juga jadian sama dia baru 2 hari kemarin kak,....Tidak benar Kak,...” nada suaranya bergetar,... mungkin kasih menangis disana,... tapi aku lebih menangis disini dan SAKIT,.. !!!!!

”Setelah kakak tahu laki-laki itu pembohong apakah Kakak akan Ikhlas melepas Adek,...” ”Baru mau pacaran juga Adek di bohongin,... Apa lagi sampai sudah menikah,... Kakak pasti sakit dek,....!!!!”

Sebenarnya,.... jika saja laki-laki itu jujur keKakak saat menelepon Kakak,... dan ngomong apa adanya,... dengan nada dan suara ditelepon halus dan sopan,... untuk meminta Kakak mundur dari kehidupan Adek,... Kakak Akan mundur Dek..... Jika saja dia berbicara seperti ini,..

”Mas,.. maaf bukan maksud saya menyingung mas,... atau nyakiti perasaan mas,.. sekarang Kasi sudah menjadi pacar saya,.. walaupun baru 2 hari untuk saat ini,... aku mohon pada mas dengan sangat jangan gangu hubungan kami,... kami ingin menjalani hubungan ini tanpa adanya mas dalam kehidupan kami berdua,..... Percaya lah mas,.. aku akan berusaha membahagiakan Kasi,... Mas mau kan Kasi BAHAGIA”

Jika saja dek,.... kata-kata itu yang keluar dari mulut laki-laki itu Kakak akan berucap,...

”ALLHAMDULLILLAH,... Akhirnya Tuhan menurunkan Insan yang lebih baik dari pada Kakak,.. Dia yang bisa membahagiakan Adek,... Dia yang bisa membuat Adek kembali ceria seperti dulu lagi,.... disaat Adek sedih,... disaat Adek lagi bete,... disaat Adek marah-marah,... bahagia,... dia selalu ada buat Adek. Bukanya Kakak,... Kakak adalah Insan yang Gagal,.. yang tidak bisa memberikan kebahagian dan kenyamanan buat pasanganya,... disaat sedih,... bete...... atau apapun, BAHU Kakak tidak bisa buat bersandar bagi Adek,... kakak Insan yang Gagal dek,....”

Tapi bukan kata-kata,.....

Mas,.. Kasi sekarang sudah menjadi pacarku,... Aku mau mas,... menjahui dia,... Aku sama kasi,... sudah pacaran selama tiga tahun (3thn),... asal mas tahu,.. kalu kamu sering telepon dia selalu ngomong ke aku,... dan setiap sms yang mas kirim kedia aku yang sering baca,... itu karena dia yang nyuruh,.... aku harap mas,... menjahui dia,.. mulai detik ini,...”

Padahal Tanggal 16 0ktober 2008,.. jam,.. 07:45 Adek mengambil keputusan

”Kak,.... Adek tetap Jalan Sama Kakak,... Tapi Adek juga jalan sama dia,.. Tolong izinkan Adek mencari yang lain disini,.. Adek juga mau melewati Masa depan Adek dengan Kakak,..... KAKAKnya bagaimana,.....????”

Kakak harus apa dek Untuk sekarang ini,... Telah banyak usaha-usaha yang kakak lakukan,... untuk mempertahan kan Adek,....

Mulai dari meyakinkan Adek dengan kata-kata baik lewat sms, lewat telepon, lewat Orang tua Kakak,.., Kakak pun minta maaf juga sama wanita-wanita yang Kakak tolak demi memilih Adek,... Kakak juga Minta maaf sama dosen Kakak karena tidak mengikuti ujian mereka,... demi datang keLampung untuk mendapatkan cinta Kakak jika itu masih ada dihati Adek . Kakak ceritakan kepada dosen Kakak,... Tentang masalah Kakak ke Adek.. dan mereka Mengizinkan Kakak untuk menemui Adek di Lampung. Inilah usaha Kakak yang terakhir,... Lewat tulisan ini dan datang kelampung,... Kakak berharap Kita Bisa merajut kembali kenangan-kenangan kita dimasa lalu dan menjalinnya kembali untuk masa depan kita berdua...

Mugkin ini lah untuk saat ini yang bisa kakak curahkan walau pun hanya lewat tulisan,...

Cerita ini akan berlanjut setelah kepulangan Kakak dari Lampung ke Jogja,... Baik, Buruk,..dan Sedih, serta Bahagianya Cerita ini tergantung kita berdua. Kakak Sudah tidak bisa apa-apa lagi sekarang Dek,..!!!

”Adek Baca baik-baik,.. ya,.......”

”Kakak mohon,...... dengan sangat kepada Kasi Ati,........”

”Kakak mohon,............!!!!”

Keputusan Adek itu lah yang terbaik buat kita nantinya,... Kakak terima Keputusan Adek,... Setelah Adek baca ini,.. di hitung dari sekarang !!! kalau Adek tidak mau menemui Kakak,... Berarti Kakak sudah tahu jawabanya,...,.. Kakak tunggu Keputusan Adek .. Jika Adek menemui Kakak Berarti Hubungan Kita berjalan seperti dulu lagi,... Kakak akan berusaha sekuat tenaga untuk menjaga dan membahagiakan Adek. InssyaALLAH.

Jika Adek tidak datang menemui Kakak pada keesokan harinya,.... terhitung saat Kakak kirim SMS ke Adek dengan kata-kata.....

”Dek,..... Dibaca ya,.... Bukunya ,.........!!!!”

Kakak langsung Pulang ke Jogja.

Berati,...........................

Kakak sudah tahu jawaban dari Adek........... tidak perlu Kakak desak-desak Adek lagi...

Maafkan Kakak ya Dek,...... Kakak Ngasih keputusan begini,................. Inikan yang Adek mau selama ini dari Kakak,........................

Dihati Kakak ini,............. Sampai sekarang,............. Sampai Detik ini,.................. Hanya Adeklah CINTA Kakak,................. TERAKHIR dan Untuk Yang TERAKHIR,...........................

Cinta yang Tak berujung

Oktober 2008,... 23:43...


OKTOBER, JULI TANGGAL 4 - 2010

Aku tak tahu harus dari mana ceritaku ini akan aku awali, sebenarnya aku letih untuk mengeluh tentang kehidupan yang diberikan Yang Maha Kuasa kepadaku jujur aku letih.

Mungkin sedikit kulanjutkan cerita ringkasan dari sebuah buku diaryku yang bersampul biru muda yang bergambarkan bunga teratai diatas sebuah kolam ikan yang didalam buku tersebut tidak ada sebuah ceritapun yang berakhir dengan sebuah kebahagian… n’tah sudah berapa banyak kata-kata yang terangkai disana dan sudah berapa buku yang telah terpakai untuk menuliskan cerita-cerita kegagalan dari seorang insane.

Sebut saja namaku Firman. Aku lahir disebuah pulau kecil di ujung selatan pada bagian Sumatra yang sekarang merupakan propensi baru dengan nama Bangka-Belitung atau lebih dikenal dengan sebutan BABEL. Pulau kecil dengan jumlah penduduk lebih kurang ± 150.000 jiwa. dengan berbagai pesona memukau mata, pemandangan yang indah serta pantai-pantai yang mempunyai sejuta pesona. Aku bangga dengan tanah kelahiranku aku bangga dengan peningalan nenek moyang ku.

Mungkin tak habis-habisnya kalau menceritakan tempat kelahiranku berserta sanak saudara, sahabat serta orang-orang yang kita kenal, cukuplah menjadi kenangan tersendiri didalam diri sampai tua nanti. Namun disini sedikit aku akan menceritakan sebuah cerita peribadiku, cerita mengenai kisah cintaku terhadap seseorang dikampung halamanku.

Tak henti-hentinya aku mengalami sebuah kisah yang menyedihkan dalam hal cinta. Aku terpuruk didalamnya yang tak pernah berakhir dengan sebuah keindahan (hapy ending).

Selepas perpisahanku dengan pacarku yang dulu telah menjalin hubungan dengan ku kurang lebih selama empat tahun enam bualan tanpa ada kata pisah, pergi dengan laki-laki lain dan menjalankan hubungan berumah tangga dengan laki-laki tersebut pada tanggal 24 desember 2008 yang lalu. Terasa sakit benar-benar sakit, aku tertipu dengan semua janji yang diberikan kepadanya, padahal aku bukan lah tipe seorang laki-laki yang inggin mempunyai komitment, tapi dia berhasil memberikan kepercayaan kepadaku sehingga aku tertipu dan terjatuh. Janji yang kami buat hilang sudah dengan seketika. Aku bingung harus bagaimana.

Disudut kamar pertopang dagu menatap ruang kosong, kosong akan semuanya Cuma terlintas memori-memori yang begitu berarti bagi ku. Ku akui aku terlalu mencintainya sehingga aku lupa posisiku dimana saat itu tak terasa airmatapun turun satu-persatu dari kedua pelupuk mataku. Aku menangis,… aku laki-laki yang dulunya tegar dalam menghadapi setiap permasalahan kini menangis bagikan anak kecil yang menginginkan mainan tapi tidak dituruti orang tuanya, aku malu pada diriku sendiri. Entah apa yang harus aku lakukan saat itu aku binggung namun sempat kutulisakan beberapa kalimat didiaryku,.

“ Tanggal 24 desember 2008 jam 02:30.. diary pagi ini aku kembali bersama mu kau teman yang setia engkau kekasih yang selalu didekatku pagi ini aku kembali menceritakan kisahku padamu,.. apa yang harus kulakukan, dia yang begitu kusayang kenapa seperti itu kepada diriku apa salah ku, janji yang kami buat begitu saja hilang dipikirannya,. Disini dikertas ini sambil meneteskan air mata ku ceritakan kisahku kepadamu. Aku laki-laki yang gagal untuk mempertahankan hubungan apa yang harus kulakukan,…????? Apa yang harus aku lakukan diary,…???”

Hari berganti hari dan menit terselubungi dengan detik demi detik terlewati. Namun sia-sia sudah dia tetap masih ada diingatanku,…

Satu tahun sudah berlalu setelah kejadian itu tapi masih saja ada inggatan tentangnya padahal aku telah menjalin hubungan dengan seseorang sebut saja namanya Linda Mustikawati. Semasa ku menjalin hubungan dengan dirinya tiada yang kurasakan indah dengan dirinya, semua begitu hambar dan tak sedikitpun pernah kutunjukan senyumanku ke Dia (Linda Mustikawati). Aku begitu dingin bahkan dia pun pernah berkata “Kak kenapa sich dari awal kita jalan udah kurang lebih satu tahun tak sedikitpun kakak tunjukan senyuman keaku’,.. kenapa kak,.. bahkan kata-kata romantispun belum pernah kudengar dari mulut kakak,.. kenapa kak,.. jawab” sedikit acuh tak acuh akupun menjawab “yach beginilah aku, beginilah diriku kamupun pernah bilang menerima diriku apa adanya kenapa kau selalu bertanya seperti itu.” Diapun diam dengan seribu bahasa dengan jawaban dari diriku itu tak bergeming sedikitpun. Jujur saja aku akui selama aku menjalin kasih dengannya aku tak penah bisa tersenyum bukan tak mau tapi, aku tak bisa buat tersenyum jujur tidak bisa terlalu kaku bibirku ini untuk tersenyum apa lagi buat sesuatu yang tak begitu penting. Mulai dari itu dia tidak pernah menanyakan atau bertanya hal aneh kepadaku. Kami berjalan sesuai dengan alur dan irama kami masing-masing sampai akhirnya kami berpisah.

Perpisahan kami ini mungkin nanti sedikit akan aku ceritakan kenapa sampai akhirnya kami berpisah.

Telah banyak kulalui hari-hari pahit setelah kepulanganku dari Lampung dan ku dapatkan kabar yang mengetarkan seluruh tubuh ku dan mendiamkan sejenak persendianku, ku dapatkan kabar pada tanggal 24 Desember engkau menikah... hancur rasanya hati ini,.. engkau yang selama ini aku percaya tega

tanpa menoleh engkau berpaling dariku dan menusuk dari belakang... seketika aku tak tersadar dengan janji-janji kita berdua.....................................

Langkah demi langkah kakiku kuayunkan untuk memopah tubuh ini mencoba tuk bangun lagi.. tapi, masih saja aku goyah,... minuman.. obat-obatan, rokok,... semuanya masuk ketubuh ini terlebih aku melupakan siapa Tuhanku.... hidup penuh kehancuran........ Namun, langkah sesat ku berhenti di jalan seketika aku pulang kampung....

disinilah kembali awal kisah ku kucoretkan kembali di daerah tempat kelahiranku di Belitung.

Akhirnya aku pulang juga.... I’m Coming Belitung Island....

Tanggal 11 september 2009 jam 13:25 aku menginjakan kaki di pulau belitung,... senang rasanya setelah 3 tahun lamanya tidak pulang akhirnya pulang juga kekampung halaman..... ini adalah hari lembaran baru perjalanan kisah cintaku di Belitung.....

Sesampai dirumah tahu ntah dari mana teman-teman tahu kepulangan ku dari jogja semua pada berkumpul dirumah..... kangen-kangen ria bersama-teman sepermainan sejenak.... mereka tidak ada lagi yang jombloh.... malah dah pada menikah semua... jadi malu aku.... mereka pun sempat menanyakan apakah aku sudah punya pacar apa belum.... malu untuk menceritakanya... namun sejenak ku ceritakan bahwa aku sekarang sedang menjalin hungan dengan anak Semarang yang bernama Linda Mustikawati. Tak banyak yang ku ceritakan tentang dia aku muak,.. ak jenuh menceritakan masalah wanita yang ada aku benci kepada mereka....

Haripun berganti.... aku binggung aku harus bagaimana... dirumah kegiatan tidak ada dan sekripsiku belum jalan... aku harus bagaimana... aku pulang dengan tujuan untuk merayakan hari raya Idul-Fitri sekaligus untuk menghadiri acara pernikahan adikku... (Karmila).

Solusi yang tepat adalah untuk mencari pengetikan,... sekalian kalo bisa untuk internetan... usul punya usul ibuku berkata ”Dek,.. disebelah Mespemda tu ada pengetikan coba aja kesana... tanya bisa tidak kalu buat ngetik..” tanpa ku pikir panjang.... tanggal 14 september jam 14:lebih 5 menit aku pergi ke pengetikan yang dikatakan ibuku itu..... sesampainya disitu.... Alah mak’’’’’’ ga salah liat apa,... awal mula kejadian pun terjadi.... aku terpanah oleh entah berapa kali pandangan,... kata orang sich biasanya pandangan pertama tapi bagiku tidak.... inilah mungkin apa yang di katakan dari imam-imam atau kiay-kiay.. relakan yang lama nanti engkau akan dapat yang lebih baik dari yang sebelumnya... di hatiku berkata benar juga apa yang di katakan mereka...... jujur... awal pertama kali melihat aku langsung jatuh cinta....

”mbak... apakah disini bisa dijadikan pengetikan” itulah awal pertanyaanku kedia untuk memulai percakapan.... ”bisa kok... Kenapa mau ngetik ya...” itulah jawabanya. ”iya mbak... Mungkin besok pagi aku mau ngetik disini... makasih yach mbak...???”. ”iya” jawabnya. Percaya ga percaya selepas kepulanganku dari tempat itu wajahnya selalu terbayang... baru ini aku merasakan beda... aku merasakan satu hal yang lain di hatiku... tidak sama seperti apa yang pernah kurasakan pada mantan pacarku yang menikah dengan orang lain... beda.... gayanya... tutur katanya, jalanya,... terlebih.. matanya... mencurigakan tapi aku suka... jujur aku mulai terpanah... jujur aku mulai jatuh cinta

Keesokan harinya sekitar jam 09:00 aku pergi ke pengetikan,... sesampai disana.. rupanya pengetiakan itu baru saja buka.... dan dia pun sedang duduk diantara beberapa komputer dan tangannya sedang asik memainkan mouse,.. mengerakan kekiri, kekanan, kedepan bahkan kebawah.. rupanya dia sedang asik memainkan game Zuma di salah satu komputer yang ada di depannya... sedikit berdehemm dia ku sapa.... ”mbak.. komputer mana yang bisa dipakai buat ngetik” dia pun menjawab ”ya dah yang ini saja... ini lumayan cepat dari pada yang lainnya”... gadis yang murah hati dan tidak banyak tinggkah... dia rela meminjamkan komputer yang sedang dimainkannya keorang lain yang belum dia kenal padahal dia bisa menunjukan salah satu komputer yang ada didekatnya... itu pun tidak jadi masalah buat aku... ”terimakasih mbak” jawabku. Kemudian aku menduduki tempat yang diberikanya kepadaku... kemudian kubukalah data-data yang ada dikomputer... kata demi kata kususun untuk mengawali tulisan sekripsiku,... tak lupa buku yang ada di dalam tasku pun aku keluarkan untuk menambah sumber-sumber ketikan untuk bahannya...

Tak terasa sudah mau masuk Dzu’hur... hampir dua jaman aku di pengetikan itu... selama itupun tak lepas curi pandang mataku ke dia.. dia pun tak sedikitpun berpaling dari bacaannya... dia lagi membaca sebuah novel ntah apa yang dibacanya aku tidak ambil peduli aku sibuk dengan pandangan mataku kedia. Jujur aku kagum sama dia.....

Jampun sudah menunjukan pukul 12:00 siang aku bergegas untuk pulang,... ku masukan lagi buku-buku yang tadi ku keluarkan dari tasku membereskan apa yang harus ku bawa pulang, tak lupa kubayar berapa jam aku mengetik disana... sebelum pulang aku berkata padanya ”mbak besok lagi aku mau mengetik disini”iya” jawabnya.....

Sesampai dirumah aku berfikir apakah aku bisa memiliki gadis secantik dia... aku terlalu malu,.... aku terlalu hina untuk jadi pacarnya.... waktu terasa lama padahal hanya satu hari saja untuk datang kepengetikan itu... serasa waktu ingin aku putar ingin ku cepatkan aku inggin segera bertemu denganya....

Malam pun datang,... jujur aku tidak bisa tidur malam itu.... wajahnya selalu terbayang... mengingatkan aku pada waktu bersamanya di pengetikan itu walaupun tidak ada obrolan diantara kami.

Akhirnya pagi pun beranjak datang... tanpa tidur.... mata lelah... semuanya penat... tapi seketika hilang dengan keingginan jumpa dengannya semuanya hilang dan kembali seperti biasa kondisi ini....

Hari berganti hari,... telah tiga hari aku di pengetiakan itu tapi tak ada sedikitpun percakapan diantara kami.... kami sibuk dengan diri kami masing-masing,.. aku dengan ketikanku dan dia sibuk dengan bacaan novelnya...

Akhirnya hari rayapun tiba... sepi rasanya ada yang beda di hati ini... sementara teman-teman sibuk dengan kegiatan mereka aku sibuk dengan diriku... aku tidak kemana-mana... terlalu jenuh melihat keramaian.... hari rayapun berakhir dengan sendirinya...

Sudah satu minggu aku tidak meliat dirinya... hati terasa beda... senin tanggal 27 oktober aku coba lewat pengetiakan... rupanya pengetikan itu sudah buka.... aku bergegas pulang untuk mengambil perlengkapanku... bersiap untuk misiku... misi untuk mendekatinya....

Sesampai disana... aku sempat ucapkan salam dan dia pun menjawab... tak luapa tangan kami saling berjabatan saling maaf-memaafkan. Ku atur posisi dudukku.. mulailah berani aku berbicara dengannya.... ”mbak selama aku ngetik disini aku ga tahu nama mbak,... boleh kah aku tahu nama mbak... o yah namaku Firman.. nama mbak sapa...????” seraya aku mengulurkan tangan... memang wanita yang tidak banyak gaya... dia pun membalas salamanku dengan sebuah senyuman dan sambil berkata ”nama saya Dwi Firantika” namanya sesuai dengan oranganya... cantik... dimulai dari situlah obrolan pertama kami dimulai.... hari esok semangkin berubah derastis... orangnya enak diajak bicara.. selalu aja ada bahan obrolan yang diobrolkanya.... sampai akhirnya aku sempat menanyakan apakah dia sudah punya pacar dan jawabnya ”lagi ga mau pacaran” dan akupun tidak berani untuk menanyakan lebih jauh...

Haripun berganti aku mulai berani mengutarakan perasaanku ke dia... tak ada sedikit tangapan dari dia... dia Cuma tersenyum... sempat juga ku pegang tangannya... tu pun alasan cuman sekedar untuk memotong kukunya... cara kunoooooo..... diapun sempat bertanya tentang pacarku,.. dan ku jawab aku cuman sekedar iseng aja... lalu dia bilang kamu juga masih punya pacar kenapa bilang suka sama aku,... aku ga mau nanti dibilang ganggu huhungan orang... seketiaka dia bilang begitu... tanpa sepengetahuan dia aku SMS pacarku yang disemarang aku bilang ”kita putus...”

Memang tidak etis memutuskan satu hubungan lewat via telpon terlebih dari pesan singkat (SMS). Wanita yang telah menjalani hubungan denganku kurang lebih satu tahun begitu saja aku putuskan padahal kalau difikir-fikir terlalu kejam,.. jujur saja semua aku lakukan demi Dwi,... demi wanita didekatku ini, semua demi kamu wi... kata-kata itu yang keluar dari benak ku... dan aku bersumpah didalam hatiku... jika aku mendapatkan dwi menjadi pacarku,.. semua kehidupan ku akan aku rubah... semuanya akan berubah total semuanya demi Dwi...

Tanggal 1 oktober hari terakhir aku dipengetikan... berat rasanya meninggalkan pengetikan... karena pada tanggal 2 oktober aku akan pulang kembali ke jogja. Jujur rasanya berat meninggalkan kenangan selama di Belitung apa lagi perasaan menggantung.. aku belum diterima dari dwi menjadi pacarnya... kaki ini jujur terasa berat. Sebelum meninggalkan pengetikan aku pamit untuk pulang ke jogja... sempat sebelum pulang kukatakan lagi.. ”Wi tolong difikirkan lagi aku benar-benar serius suka denganmu”.... tapi apa jawabanya... ”aku fikir-fikir dulu yach”... jujur rasanya hampa.... tapi sedikit kulihat beda dari wajahnya ketika aku bilang ”wi tanggal 2 oktober besok aku balik ke jogja... maaf ya kalo selama disini aku bikin jengkel kamu aku benar-benar minta maaf”. Wajahnya berubah seakan tidak ada ceria dimatanya... seakan hilang sesuatu dihatinya... kemudian aku pulang kerumah.

Malamnya jujur aku tidak bisa tidur perasaan aneh benar-benar terjadi didalam diriku ini didalam hati ini. Sebenarnya aku enggan untuk pulang kembali ke jogja tapi karena tanggung jawabku ke orang ruaku untuk menyelesaikan study yang hampir selesai semua itu harus aku lakukan. Kaki ini terlalu berat untuk melangkah jujur setelah pertemuan ku dengan Dwi Firantika berat rasanya untuk berpisah aku tak tau perasaan ini datang dari mana. Hati kecilku pun berkata ”Wi seandainya engkau tahu benar-benar perasaan yang ada di hatiku ini jujur aku suka sama kamu, tapi apakah aku pantas untuk mendampinggimu apakah bahu ku ini bisa buat menopangmu buat bersandar bagi dirimu. Aku mau jadi kekasih, jadi teman, bahkan sahabat buat kamu dikala engkau senang maupun sedih dikala engkau membutuhkan aku ada didekatmu. Jadikan aku teman dekatmu jadikan aku teman yang special dihatimu, apakah aku mampu. Sebenarya aku malu bahkan semua itu begitu mustahil bagiku,.. karena aku sendiri sadar sapa diriku ini aku merasa kecil dimatamu aku merasa hina didekatmu apa lagi perbedaan umur kita terlampau jauh. Tapi jujur ketika engkau bisa bisa menjadikan aku kekasihmu inilah niatku aku akan memberikan berapa kali lipat kebahagian dibandingkan orang lain yang berpacaran, aku tak akan sedikitpun membuat engkau terluka aku akan menjagamu sampai akhir hayat ini, itu janji dihati ini”

Tanggal 2 oktober jam 12:30 aku pulang aku diantar oleh ayahku kepelabuhan.... sesampai dipelabuhan sekitar jam 13:52 menit. Di pelabuahan sempat aku masih smsn sama dwi... begitu asik... namun tidak ada kecerian di antara kami lewat smsn tersebut. Kapal telat datang janji jam 14:00 ternyata datang jam 19:45. jam 19:45 kapal datang dan akupun berangkat... tak lupa sempat ku ketikan sebuah pesan singkat ke dwi ”dek jaga diri baik-baik ya,... makan dan sholatnya harus tepat waktu dan inggat juga kukunya dipotong 3hari sekali.. yach da dulu yach abang mau berangkat...”

Sepanjang perjalan aku tidak bisa istirahat.. selalu aja fikiranku tertuju kekampung halaman... tertuju kepada dwiku....

Sekarang tanggal 4 oktober 2009 jam 05:35 pagi kereta api jurusan Jakarta ke Jogja telah tiba di Yogyakarta... sempat aku memberikan kabar kepada dwi bahwa aku telah sampai di Jogja kami pun Saling berpesan singkat... saling obrolan lewat pesan singkat akhirnya menjurus masalah perasaan.. akhirnya ku ucapkan untuk keterakhir kalinya ”wi aku benar-benar suka sama kamu... kamu mau ndak jadi pacar aku, cukup satu kali ini lagi aku bilang aku suka sama kamu terserah apa penilaian kamunya ke aku... kalu kamu mau sama aku semua perbuatan aku, aku janji akan merubahnya itu semua demi kamu” sedikit terbata-bata. Dan akhirnya ewi pun menjawab perasanku itu... ”iya bang aku terima kita jalani dulu yach” di hati bersorak girang tepat pukul 06:00 4 oktober Dwi Firantika resmi menjadi pacarku.....

Badanku yang lemah dan letih seketika hilang.... malam tiba... lewat via telpon aku telpon ewi.. ngbrol satu patah duah patah... aku pun minta izin kepada ortunya buat jalan dengan ewi dan ortunya setuju serta kakaknya.....

Haripun berganti... kami begitu sering telpon ataupun saling berpesan singkat semua warna dalam hidupku berubah kembali serasa indah, semuanya seakan memberi sejuta warna dengan kehadiranya didekatku walaupun saat itu dia tidak berada didekatku tapi bagiku dia begitu dekat,.. jujur aku begitu rindu dengan dirinya.

Kembali ku mulai belajar tersenyum, kembali ku mulai mendekat kan diri kepada Yang Maha Kuasa karena rasa Syukurku. Sering kali kuberdoa setiap sujudku disetiap nafasku untuk kebahagian dan keselamatannya kepada Sang Qohlliq,.. dihati ini denga sejuta perasaan mengema berkata ”Ya ALLAH dulu engkau turunkan seorang wanita kepadaku untuk mengisi hari-hariku, mengisi lembaran warna dihidupku dan dengan seketika engkau menggantikan pasangannya dengan yang lain sesuai dengan pilihannmu dan sekarang Engkau turunkan lagi yang lain untuk diriku,.. dan aku memohon kepadamu Ya ALLAH untuk yang terakhir kalinya, jangan pernah kau pisahkan aku lagi dengan pasangan yang kau berikan kepadaku,... jika kau ambil dan kau gantikan dengan yang lain pasangannya jujur aku tak sanggup,... Ya Allah kali ini hambamu ini memohon dengan sungguh-sungguh kabulkan lah permohonan hambamu ini” setiap kali doa itu lah yang sering aku panjatkan.

Semua kehidupan diriku kini mulai berjalan dengan normal kamipun sering telpon ataupun berpesan singkat melalui via telpon,.. tidak pernah sedikitpun terasa jenuh. Selalu saja ada obrolan diantara kami ntah ini ntah itu, ada aja yang kami bicarakan. Jujur dihati semangkin hari kamipun semangkin dekat,. Bahkan aku pernah berkata padanya ”Dek....... cobahlah adek fikir tentang kita... abang merasa telah mengenal adek bertahun-tahun. Jujur abang merasa nyaman berbicara dengan adek padahal kalu difikir-fikir kenalan dan jadianpun ceritanya begitu singkat” dwi pun menjawab ”Ya bang adekpun pernah kefikiran seperti itu adek merasa adek udah lama kenal dengan abang”

Kamipun sempat membuat ikrar bersama inilah yang terakhir bagi kami untuk serius menjalin hubungan. Kamipun sempat bercerita tentang masa depan,... hayalan-hayalan kami melambung tinggi,... hayalan saat pertemuan nanti selepas aku pulang bagaimana nanti indahnya, bahkan hayalan-hayalan kami tentang masa depan. Jujur bagi ku seakan begitu nyata dan akupun saat itu sempat berfikir didalam hatipun berkata ”dek terimakasih buat semuanya. Adek telah membuat indah hari-hari abang kembali.. jujur dek dihati ini sedikitpun abang tidak akan berani mencoba membuat luka dihati adek.... karena abang merasa adeklah segala-galanya buat abang. Terimakasih dek suduh membangkitkan semangat abang seperti dulu lagi.... abang berjanji tidak akan pernah lagi ada wanita yang lain yang bisa untuk mengeser posisi adek dihati abang. Demi Allah abang benar-benar sayang dengan adek”

hingga satu ketika suatu kejadian yang didak mengenakan terjadi untuk hubungan kami... ewi disuruh memutuskan hubungannya dengan ku... aku begitu sakit... aku begitu terluka... kau yang ku kenal memberiku kelembutan kenapa kini kau memberikan luka... kenapa wi... tak ada kata-kata indah yang keluar lagi dari mulutku dan mulutnya semuanya hambar,... pangilan sayang ADIN dan NDA yang saling kami pangilkan untuk diri kami sebagai rasa sayang kini seketika hilang... aku Pikir ADIN sekarang tidak seperti adin dulu,... adin sekarang yang ku anggap sebagai malaikat kecilku... pergi meninggalkan aku..... tapi seketika berubah... sebuah pesan singkat masuk ”bang adek ndak bisa tanpa abang abang nak ke maafek adek, abang nakan merik kesempatan agik idang adek” kata-kata itulah membangkitkan semangatku lagi.... sehingga membuatku untuk pulang dan mencoba untuk meraih cintaku di kampung halamanku bersama ADINku... bersama Dwi ku...

Nama Adin yang ku pangilkan buat dia itulah nama pangilan yang special untuk merubah semua yang ada di hatiku,.. untuk menghilangkan sifat benciku kepada wanita yang telah meningalkan aku... Aku inggin Adinku yang kali ini tidak seperti adin-adin yang lain aku tidak mau menyamakan dia dengan yang lain dia begitu beda dimataku.... dia begitu sempurnah dimataku.... Aku Sayang kepadanya.

Sekarang selepas aku di belitung... semuanya berubah... kenapa aku merasa engkau membenciku setelah kepulangan aku di belitung,... jujur kalu cuman omangan dari oarng tau mungkin aku tidak akan pulang tapi,.. engkau begitu semangat untuk menyuruh aku kembali kebelitung dan engkau bilang ”Nda pulang yach demi Adin, adin kangen dengan nda. Masa nda ga mau pulang kalo demi adin,.. apa selama-lamanya nda mau kita jalan kayak begini aja, saling jauh-jauhan,.. kalau Nda ga pulang selama-lamanya ga usah pulang aja. Adin benci dengan nda, lebih baik adin ga kenal dengan nda, daripada adin menahan rasa ini semua” kata-kata itulah yang kembali untuk menuntunku pulang kekampung halamanku, kata-kata dari ADINDAKU.

Semuanya yang indah dari dirimu telah hilang... selepas kedatangganku ke belitung, aku tidak tahu awal mulanya seperti apa seketika engkau bilang engkau tak pernah dibeginikan dari mantan-mantan pacarmu,.. dan bahkan engkau bilang ini hukum karma buatmu karena engkau telah menyakitkan hati mereka. Engkau bilang benar-benar sakit karena diriku.

Sakit seperti apa dek,... sakit seperti apa din... jelaskan dengan abang.. jelaskan dengan nda... aku firman yang begitu tega telah menyakitkan hatimu aku benar-benar telah tega.. aku yang dulu telah berjanji tuk memberikan engkau kebahagian kau bilang telah memberikan sakit kepadamu... tolong jelaskan,...????

Apakah bahu ku ini tidak bisa memikul bebanmu.. apakah aku tidak bisa menjadi pacar, teman, bahkan sahabat yang selalu menjadi keluh kesahmu,... aku sedikit pun tidak pernah beranggap engkau telah menemukan seseorang yang bisa memberikan kebahagian karena engkau telah memberikan kepercayaan terbesarmu kepadaku karena engkau bilang ”dari sekian banyak laki-laki yang masuk kehidupan adin hanya nda lah yang bisa membuat aku tersenyum dan hanya nda lah selain sebagai pacar, tapi nda bisa juga sebagai teman bahkan sahabat bagi adin yang bisa menghibur adin dengan bicara nda bahakan dengan sifat nda terlebih nda bisa meyakinkan keluarga adin dengan kepercayaan nda,... tidak ada yang bisa menggantikan posisi nda dihati adin tidak akan pernah bisa karena nda segala-galanya buat adin ini lah laki-laki yang terakhir buat adin terakhir buat masa depan adin” masih inggat kah dek dengan kata-kata yang pernah adek ucapkan untuk abang

Aku bingung aku harus bagaimana.... telah banyak usaha yang kulakukan untuk meyakinkan kamu mulai dari mengajak ketemuan, dari telpon bahkan dari pesan singkat... tak sedikitpun dirimu bergeming.... tak sedikitpun...

Engkau selalu ada waktu buat keluarga, kerja, bahkan buat teman-temanmu tapi tak sedikitpun ada buat aku,... perhatian-perhatian yang sering kau ucapkan lewat pesan singkatpun tidak pernah kau kirimkan lagi buat aku,... engkau berubah semenjak kedatangan aku disisni.

Dari kata-kata yang sering kau ucapkan engkau jenuh dengan hubungan ini. Kamu jenuh......!!!!!

Selain ini aku ga mau mengetiknya disini tapi perlu engkau ingat apa yang pernah kita lakukan akan aku pertanggung jawabkan,,.. tapi bagaimana aku mempertangung jawabkan kalu engkau sendiri telah jenuh dengan diriku, dengan hubungan kita... aku ga mau engkau menebus kesalahan-kesalahan yang kita perbuat bersama orang lain,.. jujur aku tidak bisa mempertanggung jawabkannya.

Dihati ini sampai detik ini aku masih mengharapkan engkau yang seperti dulu lagi... penuh dengan keceriaan....

Sampai detik ini jujur saja aku masih sangat cinta sama kamu..

Mungkin dengan sedikit cerita ini adek bisa memahami abang, usaha yang abang lakukan telah banyak buat meyakinkan adek namun semuanya sia-sia.. sedikitpun adek tidak bergeming. Namun dengan cerita singkat ini abang harap adek sudi untuk meluangkan waktu untuk membacanya.

Apa lagi dek yang mesti abang ketik.... air matapun telah kering... abang dulu janji untuk nunjukan SMS mantan abang... diatas semuanya ada,... bahkan cerita... apakah abang patut buat ditinggal........... ni lah sekedar novel perjalan hidup ABANG.... inilah diary singakat yang bisa abang buat.... baiarlah selama di Belitung kenangan-kengan yang ga patut untuk diceritakan ndak abang ketik disinek... biarlah menjadi kenangan terindah bahkan mungkin terburuk buat abang sendiri...

Jujur sampai saat ini abang dak nak kehilangan adek... daknak pisah dengan adek....

NI kali terakhir abang ngebuka pintu hati abang... mencube untuk mencintai... tidak akan pernah lagi dan tidak akan pernah walaupun sekejap..... ga bakalan pernah ada lagi wanita yang bisa menggantikan posisi adek dihati abang. Abang la nyebut adeklah yang terakhir dan untuk yang terakhir.

Benar ape yang disebut dari adek dulu pas abang minta foto, adek sebut apelah arti dari sebuah foto tapi tidak bisa memiliki orangnya,.. yang penting itu ukan fotonya tapi orangnya.

Setelah adek Bace ini abang naknye adek jangan bersedih jalankan lah kehipuan adek semesti biasanya hanya inilah yang bisa abang sampaiek... hanya sebuah tulisan yang tak berharga bagi orang namun sangat berarti buat abang untuk mencari cinta yang hilang dihati abang. Tolong fikirkan baik-baik untuk kebahagian adek ya,.. ^_^. Kenangan-kenangan sebuah tulisan yang tak berharga inilah yang bisa abang berikan untuk adek.

Cukup yang terakhir yang terpenting buat adek.

Jangan lupa makan kan sholatnya tepat waktu... terus kukunya dipotong 3 hari sekali..... yach udah dek yach.... nanti adek capek bacanya......

Mungkin cerita ini akan berlanjut atau tidaknya abang dah capek untuk memikir semuanya karena semua perjalan tidak ada yang indahnya... Inilah ending dari semua cerita kehidupan Abang. Abang mohon dirik dek..

Sedikit puisi buat adek.


KESENDIRIAN KU

Kenanglah aku di saat aku pergi

Jauh ke suatu tempat yang sunyi

Dimana kau tak dapat lagi meraih tangan Ku

Di saat aku menoleh tapi tak mungkin kembali

Kenanglah aku di Saat kau tak bisa lagi dari hari ke hari

Mengungkapkan padaku masa depan yang kau rencanakan

Kau mengerti kau hanya dapat mengenangku,

Sudah terlambat untuk menyesal atau berharap

Namun andaikan kau terpaksa sesaat melupakanku

Dan kemudian kembali terkenang padaku , Jangan bersedih

Karena jika kegelapan serta rasa Di khianati Itu meninggalkan sesuatu yang ber kecamuk di hatiku,

Lebih baik kau lupakan sambil tersenyum dari pada kau terkenang dan merasa bersedih.

Mungkin setelah ADIN bace ini abang dak nak ngembuat adek kecewa abang kan selalu ingat nasehat adek. ADIN jaga diri baik-baik yach...jangan pernah ngerasa bersalah dengan keputusan yang adek dibuat. Nda la ngerase bahagia kalo adin bahagia..... biarlah Cinta adin nda bawa sampai akhir..... salam terakhir dari nda.... salam dari firman

Cinta yang Tak berujung

FIRMAN

Belitung 19, July 2010. jam : 02:58